kini aku mengerti
aku mengerti kenapa kau tak ijinkan aku menggenapi separuh din sebelum lulus
aku mengerti dan aku merasa hampir-hampir putus asa
belajar menjadi wanita seperti harapanmu
cekatan dalam mengurus rumah
kesetiaan dan menjaga kehormatan suami
pandai mengurus anak
pandai memasak
pandai mengurus diri
tak patah semangat terus belajar
tidak menggantungkan diri pada suami
(karena memang tawakal hanya hak untuk Rabb)
sukses dalam karir
semua itu…
hampir-hampir tak mungkin jika harus diwujudkan dalam satu waktu
tapi semoga Allah berkenan memberi kekuatan padaku
ibu aku mengerti
kenapa kau begitu teliti menilai seseorang yang kiranya cocok untukku
aku tau, kau bukan menilai harta
bukan pula kau nilai ketenaran
ketampanan
keturunan
kekerabatan
sebab bila itu yang kau nilai kau justru tak akan bersikeras agar aku mencarinya
yang kau inginkan adalah seorang yang dapat membuatku menjadi diri sendiri
seorang yang kau harapkan aku akan selalu bahagia bersamanya
karnanya kau ingin aku benar-benar mendapatinya sendiri
tapi kau juga tau kalau aku anakmu ini perempuan
makanya kau selalu nasihatkan sabar untukku
dan kau selalu berdoa untukkuagar ia, orang yang kau maksudkan datang dgn sendirinya
aku pun kini mengerti… (mungkin)
kau tidak membuatku mudah berkeluh kesah padamu
kau melarang keras diriku untuk menangis
kau suruh aku tegar dan selalu kuat
(sepertinya)
wanita akan lebih banyak berkorban nantinya
aku berusaha mengerti semua itu
tapi aku tetap manusia yang lemah
aku tetap wanita yang butuh bicara
aku tetap seorang anak yang rindu akan pelukan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar