Jumat, 02 Juli 2010

Ibu.. kini aku mengerti


kini aku mengerti

aku mengerti kenapa kau tak ijinkan aku menggenapi separuh din sebelum lulus

aku mengerti dan aku merasa hampir-hampir putus asa

belajar menjadi wanita seperti harapanmu

cekatan dalam mengurus rumah

kesetiaan dan menjaga kehormatan suami

pandai mengurus anak

pandai memasak

pandai mengurus diri

tak patah semangat terus belajar

tidak menggantungkan diri pada suami

(karena memang tawakal hanya hak untuk Rabb)

sukses dalam karir

semua itu…

hampir-hampir tak mungkin jika harus diwujudkan dalam satu waktu

tapi semoga Allah berkenan memberi kekuatan padaku

ibu aku mengerti

kenapa kau begitu teliti menilai seseorang yang kiranya cocok untukku

aku tau, kau bukan menilai harta

bukan pula kau nilai ketenaran

ketampanan

keturunan

kekerabatan

sebab bila itu yang kau nilai kau justru tak akan bersikeras agar aku mencarinya

yang kau inginkan adalah seorang yang dapat membuatku menjadi diri sendiri

seorang yang kau harapkan aku akan selalu bahagia bersamanya

karnanya kau ingin aku benar-benar mendapatinya sendiri

tapi kau juga tau kalau aku anakmu ini perempuan

makanya kau selalu nasihatkan sabar untukku

dan kau selalu berdoa untukkuagar ia, orang yang kau maksudkan datang dgn sendirinya

aku pun kini mengerti… (mungkin)

kau tidak membuatku mudah berkeluh kesah padamu

kau melarang keras diriku untuk menangis

kau suruh aku tegar dan selalu kuat

(sepertinya)

wanita akan lebih banyak berkorban nantinya

aku berusaha mengerti semua itu

tapi aku tetap manusia yang lemah

aku tetap wanita yang butuh bicara

aku tetap seorang anak yang rindu akan pelukan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar